Jumat, 10 Juni 2011

PERAN MIKROORGANISME USUS DAN TANAH : MENURUNNYA KUALITAS MAKANAN KITA

PERAN MIKROORGANISME USUS & TANAH : MENURUNNYA KUALITAS MAKANAN KITA

Oleh Dr. Sugeng Hariadi, S.Pd
Konon ada ungkapan bijak : “makanlah sayur dan buah untuk mendapat vitamin dan mineral supaya tubuh lebih sehat”. Atau seabrek ungkapan bijak lain yang terkait dengan makanan untuk menopang kebutuhan tubuh. Sayangnya kebenaran dari ungkapan bijak itu hari ini harus di ragukan.
Masalah dasarnya karena pangan ditentukan kualitas tanah, sedang kondisi tanah kita telah berubah. Pertanian menyediakan dasar bagi segala makanan manusia. Kita adalah apa yang kita makan, dan gizi dalam makanan sehari-hari adalah kunci kesehatan kita. Jika kita mau berbicara tentang gizi, maka kita harus mulai dengan membahas pertanian.
Sejak revolusi industri merasuk pada pengembangan teknologi untuk pertanian (revolusi hijau), pola garap tanah kita tidak lagi alamiah. Kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi pertanian guna mendapat keuntungan ekonomi dengan meningkatnya hasil panen, ditempuh cara–cara yang instan dengan penggunaan pestisida dan pupuk kimia. Sesaat panen memang melimpah, tetapi ini tidak menghitung resiko memburuknya kualitas tanah dengan menurunnya kualitas makanan.
Pestisida berupa zat kimia seperti insektisida, fungisida dan herbisida yang digunakan untuk membunuh serangga yang makan daun dan buah, membunuh bakteri dan jamur penyebab penyakit tanaman atau membunuh rumput. Pupuk kimia adalah zat-zat yang diperlukan tanaman dan diproduksi lewat proses kimia di pabrik. Nitrogen yang diperlukan daun, posfat yang diperlukan buah dan kalium yang diperlukan akar disatukan dalam pupuk NPK. Kombinasi pestisida dan pupuk kimia ini, yang bisa langsung diserap tanaman, menjanjikan panen yang baik dalam waktu singkat.
Ketergantungan petani pada pestisida dan pupuk kimia sedemikian parah. Jadi soal, ketergantungan ini menyebabkan rusaknya keseimbangan mineral dalam tanah akibat terlalu banyaknya tiga mineral N, P & K. Lain dari itu, ada sifat tak organiknya pupuk kimia dan pestisida, yang tidak memelihara daya hidup mikroorganisme dalam tanah. Sudah dibahas di depan betapa mikroorganisme dalam tanah merupakan kunci daya hidup tanaman. Sangat mungkin penggunaan pestisida dan pupuk kimia secara besar-besaran merusak seluruh ekosistem tanah.
Hutan adalah fenomena pertanian yang menarik. Tempatnya di ketinggian gunung tetapi tidak pernah kekurangan air untuk kebutuhan hidup tanaman, termasuk tidak perlu pengolahan tanah, pemberian pupuk dan pestisida. Sesungguhnya alam tidak perlu bantuan manusia untuk menjaga tanah tetap subur. Daun dan ranting yang jatuh ke tanah, diurai oleh mikroorganisme dan cacing tanah, mengubahnya menjadi humus yang cocok untuk tumbuhan. Tanah menjadi subur dan gembur, dengan butiran renggang sehingga bisa dilalui air dan udara, juga bertekstur halus; memiliki banyak kandungan mineral seperti besi, tembaga, seng, mangan, dan seterusnya, tanah menjadi lingkungan ideal tempat mikroorganisme bisa subur. NPK saja tidak bisa membuat struktur tanah seperti itu, dan makanan yang diproduksi dari tanah seperti itu akan mengandung sedikit mineral. Menurut laporan UN Conference on Environment and Development 1992 (Eart Summit), kandungan mineral tanah pertanian di berbagai belahan dunia telah merosost 55-85 % dalam 100 tahun belakangan.
Buah dan sayur memang bisa diproduksi secara melimpah. Tetapi seringkali kekurangan gizi penting yang dulu mereka kandung. Pupuk organik yang dulu digunakan para leluhur, seperti kotoran hewan, sampah ikan, ampas minyak, dll, merupakan sumber mineral yang kaya dan kalau dicampur dengan tanah menciptakan lingkungan yang ramah bagi mikroorganisme. Tiap pupuk organik merupakan sampah dari pencernaan mahkluk hidup, dan kalau dikembalikan ke tanah sampah itu menjadi makanan mikroorganisme, menyumbang kepada pertumbuhan bahan makanan yang kita makan. Kita bagian dari daur alam, dan makan makanan yang dipupuk organik menyelaraskan kita dengan alam, bukan malah memerangi alam.
Tanah tempat tumbuh tanaman berfungsi seperti usus. Atau sebaliknya, usus kita adalah tanah bagi kita. Di tanah dan di usus, mikroorganisme yang disebut bakteri tanah atau bakteri usus berperan penting dalam memelihara kesehatan penghuni atau pemiliknya. Penggunaan pupuk kimia dan pestisida berlebihan boleh jadi untuk semenrata meningkatkan panen karena meningkatnya efisiensi kerja. Tetapi pada akhirnya tanah akan gersang dan berubah menjadi lingkungan yang tak cocok untuk pertanian. Sama saja dengan obat. Jika kita minum obat untuk menyembuhkan penyakit, boleh jadi untuk sementara akan mengurangi rasa tidak nyaman, pada saat sama obat juga memusnahkan mikroorganisme bermanfaat dan menyebabkan efek buruk pada “tanah” – usus kita. Bila kebablasan, sakit yang lebih serius akan muncul ketika flora normal usus berubah.
Salah kaprah kita berpikir bahwa membuat sembuh dari sakit berarti membunuh mikrooragnisme dengan antibiotik dan obat kimia lain. Sejarah pengalaman praktek kedokteran mencatat bahwa mikroorganisme penyebab sakit tidak bisa di bunuh begitu saja. Resistensi dan mutasi genetik justru melahirkan pola mikroorganisme baru yang mengundang munculnya penyakit yang lebih sulit diobati. Celakanya petani berpikir melebihi kapasitas seorang dokter terhadap tanaman. Begitu ada masalah pada pola tanam, selalu dicari pestisida dan pupuk kimia yang poten. Yang terjadi hari ini serangan pengganggu tanaman makin menguat seperti munculnya wereng, sundep, hama tikus dan panen justru makin merosot diikuti dengan menurunnya kualitas makanan.
Harus kembali dipahami lingkungan tanah berhubungan langsung dengan lingkungan dalam usus, dan kunci kesehatan kita terletak pada mikroorganisme. Karena kurang paham dan mengejar keuntungan jangka pendek, kita telah merusak tanah dan banyak mikroorganisme yang menghuninya. Pencemaran lingkungan sama saja dengan pencemaran terhadap mikroorganisme. Semua mahkluk di dunia saling berhubungan. Selama kita masih tak menghargai rantai kehidupan, kita akan tetap sukar mencegah kerusakan tanah yang menumbuhkan tanaman pangan kita, juga tanah kita sendiri, usus kita. Daya hidup sayuran dan buah serta daya hidup manusia yang memakannya tak pelak lagi akan melemah. Alhasil daya hidup ekosistem pun melemah.
Kita telah salah memahami dalam standarisasi pedoman gizi yang didasarkan pada dugaan bahwa semua bayam, misalnya, itu seragam kandungan gizinya. Bergesernya pola tanam sekaligus juga menggeser pola kandungan bahan makanan yang kita makan. Di Jepang, Kementerian Pendidikan, Budaya, Olahraga, Sains, dan Teknologi selalu meneliti perubahan kandungan gizi berbagai hasil panen zaman sekarang dan membandingkannya dengan hasil panen tahun-tahun sebelumnya serta menerbitkan hasilnya dalam Tabel Standart Komposisi Bahan Pangan. Misalnya, jika kita bandingkan kandungan besi dalam bayam, pada tahun 1950 kadarnya 13 mg besi per 100 g bayam, sementara pada tahun 2000 tinggal 2 mg per 100 g. Vitamin C dalam wortel menurun dari 10 mg ke 4 mg, dan dalam kol menurun dari 80 mg ke 41 mg. Penurunan kandungan mineral ditemukan di banyak sayur dan buah.
Kini kita berharap pada pemerintah, dalam hal ini kementerian pendidikan dan pertanian, atau sudah menjadi tugas mereka, untuk memberi informasi dari hasil riset secara berkala tentang kandungan gizi berbagai tanaman pangan lokal Indonesia. Ini penting untuk membuat rekomendasi pola nutrisi yang kita makan. Atau biar tidak lelah menunggu kapan ini dikerjakan pemerintah kenapa tidak berkomitment kembali kepada pertanian yang berbasis organik. Jangan biarkan jatuh pada pilihan terburuk ketika membiarkan pertanian yang bergantung pada pupuk kimia dan pestisida berlanjut. Ini membuka ruang di mana kita akan bereng-bareng keperosok ke jurang di mana produk makanan yang tidak sehat menyerang tingkat kesehatan kita, karena melemah akan gampang menghuni kamar inap berbagai rumah sakit. Itu artinya jerih payah dari kerja memeras keringat hanya terasa nikmat ketika mendapat cuti sakit.

PRINSIP DASAR PEMBERIAN RANSUM UNTUK TERNAK & IKAN

PRINSIP DASAR PEMBERIAN RANSUM UNTUK TERNAK & IKAN

Masalah pokok dalam budidaya ternak, perikanan termasuk untuk tanaman, adalah bagaimana memperhitungkan nilai ransum (pada tanaman dikenal sebagai pupuk). Pentingnya ransum terkait dengan asupan energi. Karena itu harus cermat bagaimana pertimbangan nutrisinya. Sistem energi meliputi TDN (total digestif nutrient - tingkat penyerapan pakan), metabolisme protein (MP) dan kalori yang dapat diurai dalam berbagai bentuk. Sumber energi berupa karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin dan mineral yang terkandung dalam ransum (pada tanaman butuh unsur hara seperti N, P. K, Mg, Cl, dll). Kebutuhan energi ini untuk menopang kebutuhan hidup pokok (maintenance), di samping untuk pertumbuhan.
Kita harus pahami siklus metabolisme energi (lihat gambar), bahwa ransum tidak serta merta seperti yang diharapkan. Intake energi yang kita berikan masih bersifat kotor (energi bruto). 20 -50 % dari makanan dan dari metabolisme akan dibuang dalam bentuk feses (kotoran). Dari energi yang tercerna 5 – 12 % masih terlepas dalam bentuk gas seperti CH4 (methan) dan urin. Sisanya sebagai energi yang termetabolisme akan digunakan untuk menopang kebutuhan pokok (basal), bila ada ada energi yang lebih, baru digunakan untuk pertumbuhan seperti terbentuknya susu dan daging.
Jadi menarik adalah berapa kebutuhan maintenance sesuai dengan umur dan berat badan. Bila nutrisi yang diberikan hanya sebatas memenuhi kebutuhan pokok, ia hanya tumbuh standart. Bila kurang akan tumbuh kurus dan bila berharap produksi daging (gemuk) atau susu meningkat maka harus memberi nutrisi lebih. Perlu diingat bahwa tubuh punya ambang batas dalam kemampuan metabolisme. Pemberian nutrisi sangat berlebih juga percuma, karena hanya terbuang dengan menigkatnya produk feses dan urin. Tingginya Sisa kandungan nutrisi pada feses dan urin membuat aktifasi bakteri pembusuk meningkat. Bau kandang lebih menyengat dengan tingkat polusi tinggi yang rawan menimbulkan penyakit dan kematian. Kegagalan panen pada unggas, juga pada kolam ikan seperti lele atau gurame, tingginya angka kematian terjadi karena tingkat polusi yang berlebih yang sering justru dipicu oleh kelebihan pakan.
Katakan bila kebutuhan pokok adalah 5. Bila berharap tumbuh standart maka program nutrisinya di buat 5. Bila kurang semisal 3 – 4, bukan hanya kurus tetapi juga panen jadi mundur. Biaya produksi justru meningkat karena mundur dari panen yang hanya berarti membuang percuma ongkos produksi. Bila ingin gemuk cepat dipanen atau produksi susu meningkat, nutrisi harus di buat 6 -7. Tetapi pemberian berlebih 8 – 9 akan boros karena terbuang percuma sebagai feses dan urim.
Berikut adalah sekilas soal bahan ransum. Karbohidrat. Merupakan sumber energi utama dalam kehidupan organisme. Jaringan tanaman rata-rata mengandung 75 % karbohiderat. Terdiri dari gula sederhana seperti glukosa dan gula kompleks seperti pati, gliogen, selulosa dan serat kasar. Glukosa dan pati banyak terdapat pada biji-bijian. Sumber karbohidrat terdapat pada semua hijauan, biji-bijian dan umbi-umbian.
Lemak. Dalam tubuh hewan diperlukan sebagai energi dan pembawa vitamin (vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E dan K). Sebagai sumber energi, lebih efisien dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Nilai energi lemak dua setengah kali lebih besar dari nilai energi karbohidrat dan protein. Sumber lemak terdapat pada pakan berbutir seperti bungkil kacang tanah dan bungkil kelapa. Kandungan lemak bahan hijauan sangat rendah yaitu 1 – 3 %.
Protein. Tubuh memerlukan protein untuk memperbaiki dan menggantikan sel tubuh yang rusak serta untuk produksi. Hewan tidak dapat membuat protein dari zat-zat anorganis, karenanya perlu disuplai dari bahan-bahan pakan. Hewan muda dan sedang berproduksi membutuhkan banyak protein. Bahan yang mengandung protein, adalah hijauan legum, daun turi, daun lamtoro, biji-bijian seperti bungkil kedelai, bungkil kacang tanah, dll. Sapi tidak perlu diberikan kandungan protein yang istimewa seperti hewan nonruminansia, karena dalam perut sapi ada alat pencernaan yang lebih sempurna
Mineral. Diperlukan untuk membentuk jaringan tulang dan urat, selain untuk mengganti mineral dalam tubuh yang hilang serta untuk memelihara kesehatan. Sangat penting bagi daya hdup sebab akan mempermudah pencernaan, penyerapan, metabolisme dan pembuangan zat-zat pakan. Unsur penting mineral yang diperlukan diantaranya adalah Natrium (Na), Klor (Cl), Kalcium (Ca), Fosfor (P), Sulfur (S), Ferum (Fe), Kalium (K), Magnesium (Mg), Iodium (I), Kuprum (Cu), Kobalt (Co), Seng (Zn), dan Selenium. Sering ditambahkan dalam makan adalah garam grosok, kacium dan fosfor
Vitamin. Dibutuhkan untuk mempertahankan kekuatan tubuh dan memajukan kesehatan. Jumlah vitamin yang diperlukan hanya kecil tetapi mutlak harus ada. Vitamin seperti A, B kompleks, D, C, E, K berfungsi vital di dalam pengaturan zat –zat pakan dalam proses metabolisme. Tanpa vitamin proses perombakan bahan pakan yang termakan tidak bisa berlangsung normal sehingga pakan yang diberikan kurang bermanfaat dan hanya menjadi kotoran
Air. 2/3 atau 70 % tubuh hewan mengandung air. Berfungsi sebagai regulator terutama untuk mendapat unsur hidrogen (H) untuk bufer asam-basa. Karena itu air merupakan kebutuhan utama yang tidak bisa diabaikan. Bila ketersediaan air dalam tubuh hanya 20 % yang berarti kekurangan air (dehidrasi), maka baik hewan maupun tanaman akan mati. Fungsi air adalah mengatur suhu, membantu proses pernafasan, mengangkut zat-zat pakan dan mengeluarkan bahan-bahan yang tidak berguna. Hewan seperti sapi memerlukan 3- 6 liter air per 1 Kg pakan kering
Zat perangsang tubuh non-nutrient. Untuk meningkatkan produksi ternak salah satunya adalah dengan meningkatkan efisiensi penggunaan pakan. Hewan membutuhkan zat perangsang pertubuhan (bukan zat makanan) yang secara farmakologis mampu meningkatkan efisiensi penggunaan pakan. Zat tersebut antara lain berperan meningkatkan kualitas makanan seperti Monensi-sodium, mikroba rumen dan yang meningkatkan efisiensi penggunaan zat makanan yang mencapai jaringan untuk produksi seperti hormon, enzym, antibiotika dan mikroba rumen. Peranan MKABio yang merupakan sedian koloni mikroorganisme probiotik, dapat meningkatkan kinerja rumen, sangat diperhitungkan sebagai zat perangsang tubuh non-nutrien. Pemakaian MKABio akan meningkatkan efektifitas pencernaan : panjang usus tetap fungsi meningkat oleh kerja probiotik. TDN & energi yang termetabolis meningkat. Berkurangnya sisa pencernaan pada feses dan urin, menurun dampai hilangnya bau kandang dan kolam ikan. Lalat dan nyamuk berkurang. Kandang, kolam dengan lingkungan sehat, ternak dan ikan bertumbuh baik, kematian berkurang
Komposisi ransum (kosentrat) yang ideal, harus sebanding mengenai jumlah bahan dari ransum. Hendaknya diperhitugkan karbohidrat mencakup 60 – 75 %, protein kasar 12 – 15 %, lemak kasar 3- 5 %, Vitamin 6 % dan mineral 7 %. Ini adalah prinsip dasar dalam memberi ransum. Bagaimana hasil budidaya kita, apakah itu ternak, kolam ikan atau tanaman, akan sangat bergantung pada kualitas dan kwantitas nutrisi yang diberikan.
Perhitungan rigid ransum memang untuk sapi. Tetapi sudah dikatakan, parameter ini bisa digunakan untuk kepentingan lain. Kita bisa meminjam hitungan dengan memperhitungkan indek masa tubuh (IBM). Bila dilihat di tabel (dapatkan sof copy CD dari LKPS Bhakti Nusa Jombang) kemampuan menyerap pakan pada usia pertumbuhan 3,5 % dan pada usia dan berat yang lanjut 2 % dari berat badan. Protein yang dibutuhakan, pada pertumbuhan 14 % dan pada usia dan berat badan yang lanjut 7 %. TDN pada pertumbuhan 86 % dan berat badan lanjut 60 %. Pada sapi ini mudah dikerjakan dengan menimbang berat badan. Tidak sederhana bila ini dikaitkan dengan kebutuhan ikan dalam satu komunitas kolam.
Bisa dilakukan pendekatan dengan penimbangan secara berkala. Misalnya dalam satu kolam berisi 3000 ekor. Ambil beberapa ekor untuk rasio 1 Kg. Misal didapat rasio 10 : 1 (ukur 10). Ini artinya dalam satu kolam di dapat 300 Kg ikan (Atau satu ikan ditimbang di kali jumlah ikan dalam kolam). Bila ini usia pertumbuhan, kemampuan menyerap pakan 3 % berarti kebutuhan pakan sehari 9 Kg. Tetapi karena nilai protein sediaan pakan biasanya adalah 30 % sedang kebutuhan riil 10,4 %, bisa dihitung 9 x 10,4 hasilnya dibagi 30, kira-kira didapat 3,12 kg. Ransum 3,12 Kg adalah kebutuhan harian untuk 3000 ekor ikan dalam satu kolam. Bisa diberikan dua atau tiga kali sehari. Pada satu waktu berat badan berubah, kita juga mengubah ransum.
Jangan lupa bahwa makin besar dan tua ikan, kebutuhan ransum juga turun (lihat tabel). Ini seperti juga manusia, kebutuhan makan makin tua makin menurun sesuai tingkat usia. Bila sudah tua makan sebanyak anak muda, mengambil resiko untuk sakit serius berkait dengan gizi berlebih. Kebanyakan pengkolam berpikir umur bertambah dan berat badan bertambah, kebutuhan ransum ikan juga bertambah. Secara kumulatif benar, tetapi substansinya sebenarnya makin turun. Jangan sampai terjadi kelebihan pakan berati polusi oleh biomassa di kolam meningkat, yang memicu proses pembusukan yang berisiko pada naiknya tingkat kematian. Banyak terjadi, menjelang panen, banyak ikan justru mati. Tinginya angka kematian menjelaskan turunnya ratio hasil panen yang artinya merugi, alias gagal panen.

DIMANA MENDAPAT ATAU MEMBELI "MKABio"

DIMANA MENDAPAT ATAU MEMBELI “MKABio”
Diproduk untuk komunitas terbatas. Sifatnya personal, belum tentu tersedia di toko yang menjual sarana pertanian, perternakan dan perikanan. Kecuali pada mereka yang memang terkait dalam komunitas. Mereka pernah mengikuti diklat, paham dalam pola pikir dan sekaligus pelaku lapang. Mereka lebih sebagai fasilitator lapangan.

Jombang : Rumah produksi : LKPS Bhakti Nusa d/a Klinik Umum “Bhaklti Ibu” di Sidokampir, Curahmalang, Sumobito – Jombang. WEB. www.probiotik.web8m.com. Blog : mka-bio.blogspot.com. e-mail : bhakti.ibu@telkom.net – mkabio.lkps@gmail.com. Hp. (0321) 7226149 – 081230419372. H. Imam – Jogoroto. Hp. (0321) 864379 – 081332367878. Junadi Mbesuk - Curahmalang (0321) 7156770. Khoirul Gandan – Ngoro (0321) 15181609 – 085 736 984 444 Mojokerto : Fauzi 08563419696. Kediri : Ibu Soehartati Jl. Dr Saharjo 106, 0354-774687 – 085235718800. Toko pakan “Nusa Indah Ps” (Mbak Yayuk), Jl. Sakura 21 - Tulungrejo (Pare): 0354-399874. UD RICKY PS, Jl. Jombang Ruko Graha Niaga 4, Badas (Tungklur) 08123401229 – 08123405621. Trenggalek : P Yanto. 081335594772. Tulungagung : Mr Restu (08123418427), Santosa (082140578292). Malang : Mr. Arif. 08125270699. Madiun : Suwarno : Jl. Makam Tentara 74 b. (0351) 465743 – 085 856 323 010. Blog. minabisnisku.blogspot.com - email : suwarno.bisnislele@yahoo.com. Samsi : Mlilir – Delopo. 081 335 241 102. Sudariyanto (0351)7800457 - 081335719555. Ngawi : Katon. Puskesmas Padas. (0351)-7501866 - 081 335 637 079. Rulianto Luky l. 0351-7509532 Blog. bursainvestasi.blogspot.com – email:stroelee@yahoo.com. Solo : Anto : 085 724 024 848. Karanganyar : Ibu Dewi. 085 727 869 957. Tn. Rasta. 085 225 928 220 Semarang : Mr Zul . 6288802480053. Wonosobo : Pramono . Wadaslintang. 081 325 797 863. Banjarnegara : Cholis. 08175493219. Bogor : Eddy Purnomo. 082 112 009 869. Indramayu : Nurudin. Kec. Bongas. : 081324150120. Banyuwangi. Mr Kabul. 085236371897. Sumenep : Darsono. 081 330 421 945

DI MANA MENDAPAT ATAU BELI "MKABio"

Di MANA MENDAPAT “MKABio”
Diproduk untuk komunitas terbatas. Sifatnya personal, belum tentu tersedia di toko yang menjual sarana pertanian, perternakan dan perikanan. Kecuali pada mereka yang memang terkait dalam komunitas. Mereka pernah mengikuti diklat, paham dalam pola pikir dan sekaligus pelaku lapang. Mereka lebih sebagai fasilitator lapangan.

Jombang : Rumah produksi : LKPS Bhakti Nusa d/a Klinik Umum “Bhaklti Ibu” di Sidokampir, Curahmalang, Sumobito – Jombang. WEB. www.probiotik.web8m.com. Blog : mka-bio.blogspot.com. e-mail : bhakti.ibu@telkom.net – mkabio.lkps@gmail.com. Hp. (0321) 7226149 – 081230419372. H. Imam – Jogoroto. Hp. (0321) 864379 – 081332367878. Junadi Mbesuk - Curahmalang (0321) 7156770. Khoirul Gandan – Ngoro (0321) 15181609 – 085 736 984 444 Mojokerto : Fauzi 08563419696. Kediri : Ibu Soehartati Jl. Dr Saharjo 106, 0354-774687 – 085235718800. Toko pakan “Nusa Indah Ps” (Mbak Yayuk), Jl. Sakura 21 - Tulungrejo (Pare): 0354-399874. UD RICKY PS, Jl. Jombang Ruko Graha Niaga 4, Badas (Tungklur) 08123401229 – 08123405621. Trenggalek : P Yanto. 081335594772. Tulungagung : Mr Restu (08123418427), Santosa (082140578292). Malang : Mr. Arif. 08125270699. Madiun : Suwarno : Jl. Makam Tentara 74 b. (0351) 465743 – 085 856 323 010. Blog. minabisnisku.blogspot.com - email : suwarno.bisnislele@yahoo.com. Samsi : Mlilir – Delopo. 081 335 241 102. Sudariyanto (0351)7800457 - 081335719555. Ngawi : Katon. Puskesmas Padas. (0351)-7501866 - 081 335 637 079. Rulianto Luky l. 0351-7509532 Blog. bursainvestasi.blogspot.com – email:stroelee@yahoo.com. Solo : Anto : 085 724 024 848. Karanganyar : Ibu Dewi. 085 727 869 957. Tn. Rasta. 085 225 928 220 Semarang : Mr Zul . 6288802480053. Wonosobo : Pramono . Wadaslintang. 081 325 797 863. Banjarnegara : Cholis. 08175493219. Bogor : Eddy Purnomo. 082 112 009 869. Indramayu : Nurudin. Kec. Bongas. : 081324150120. Banyuwangi. Mr Kabul. 085236371897. Sumenep : Darsono. 081 330 421 945

Sabtu, 07 Mei 2011

“MKA B I O – HARA” (Kompos Kolam)

“MKA B I O – HARA” (Kompos Kolam)

Nyaris sama seperti sawah yang butuh ketersediaan bahan organik, maka pendekatan terkini untuk kolam ikan juga memberikan bahan organik. Ini sebuah paradigma baru dalam managemen kolam ikan, di mana bahan organik dibutuhkan untuk merangsang munculnya biodiversitas air. Ikan harus dipahami bukan satu-satunya kehidupan dalam air. Keanekaragam hayati yang terbentuk di samping penting sebagai regulator ekosistim juga sekaligus menjamin ketersediaan pakan alam ikan (plankton). Berapa banyak bahan organik yang disediakan untuk kolam, sangat signifikan untuk meningkatkan kualitas hasil panen seiring dengan menurunnya kebutuhan kosentrat. Bersama dengan pemberian probiotik untuk kolam (MKA Bio3), maka kita bisa menggelindingkan tema dalam genre “Perikanan Organik”.

Bahan baku :
- Kotoran Ayam - Kotoran Sapi
- Kotoran Kambing - Urin Sapi & Kambing
- Bekatul - Tepung Ikan
Dekomposer & Fermenter : MKA Bio 1

Petunjuk pemakaian, terlampir dalam brosur
Diproduk untuk “Komunitas Terbatas”
Lembaga Kesehatan Pendidikan & Sosial (LKPS)
“B h a k t i N u s a”
Sidokampir – Sumobito – Jombang
03217226149 – 081230419372. Blog : mka-bio.blogspot.com.
e-mail : bhakti.ibu@telkom.net – mkabio.lkps@gmail.com

PETUNJUK PEMAKAIAN "MKABio - HARA"

Petunjuk Pemakaian “MKABio – HARA”
“MKABio – HARA” adalah sediaan kompos yang didesign khusus untuk kolam ikan. Dibuat dari kombinasi yang terukur kotoran ayam, kotoran sapi, kotoran kambing, bekatul dan tepung ikan dengan dekompuser dan fermenter MKABio1. Kompos untuk kolam sangat penting untuk regulator ekosistem yaitu dengan cara merangsang munculnya kehidupan air (biodiversitas). Ikan bukan satu-satunya kehidupan dalam air. Berapa banyak kompos yang diberikan untuk kolam ikan akan sangat signifikan meningkatkan kualitas hasil panen.

Pemakaian
Pemakaian “MKABio-HARA” mengacu pada konsep “Pola Kolam Dr Sugeng”. Bahwa di dunia pertanian ada mainstrem baru tentang pertanian organik. Prinsip dasar konsep ini bukan pertama-tama karena pemberian kompos, tetapi lebih pada aplikasi mikrobiologis (probiotik untuk tanah - MKABio1) untuk memperkuat basis biota tanah. Konsep yang sama bisa diaplikasikan untuk perikanan, dalam genre baru PERIKANAN ORGANIK.
1. Secara spesifik ada penambahan fasilitas kolam dengan bis beton / gorong-gorong (atau yang berfungsi sama : tidak tembus panas dan kedap udara) untuk perindukan dan perlindungan mikroba. Dipasang berdiri atau tertidur, dengan lubang kecil di bawah bila berdiri (bagian atas tertutup rapat) atau lubang di atas bila tertidur (di kudua ujung ditutup). Diameter lubang 3 - 5 Cm.
2. Pemberian probiotik kolam ( MKA Bio 3). Berikan malam hari, sedikitnya 1 (satu) botol setiap petak kolam (6 x 6 m). Tambahkan "MKA Bio 3" secukupnya untuk setiap 7 hari (2-3 tutup botol). Untuk kolam yang lebih kecil seperti aquarium, berikan ½ tutup botol untuk setiap 7 hari.
3. Penambahan bahan organik seperti kotoran ternak atau limbah sawah, sebaiknya setelah melalui proses komposting. Untuk ikan kecil, tidak harus diberi kompos (cukup air dengan penambahan probiotik dan disiapkan sedikitnya 3 hari) . Bila diberi kompos, taruh dalam sak. Pastikan kompos ok. Kalau tidak yakin kompos ok - hanya berujud kotoran ternak yang belum terkomposting - sebaiknya tidak diberi kompos.
4. Biarkan kompos terendam air kolam setidaknya 2 (dua) minggu. Tunggu sampai muncul kehidupan air oleh berbagai serangga. Bila jentik / larva berbagai serangga bisa hidup, kehidupan air lain seperti ikan juga bisa bertahan hidup. Indikator lain, bila air tidak berbau atau berwarna jernih
5. Saat tebar bibit, buat komposting basah. Masukkan kotoran ternak dan limbah sawah dalam bak air (di luar kolam induk) dengan panambahan probiotik sawah (MKA-Bio 1).Tutup terpal setidaknya 4 - 6 minggu. Selama itu, sering dilakukan pembalikan. Bisa ditambahkan pada kolam yang sedang berjalan atau disiapkan untuk mulai kolam baru setelah panen
6. Penambahan tanaman air. Ini bisa berfungsi sebagai regulator alam, sumber pakan tambahan, selain meningkatkan pendapatan kolam. Sebaiknya pilih tanaman air yang produktif semisal Azola pinata, kangkung, dll. Ini adalah bagian dari cara pengembangan pakan alternatif.
7. Kosentrat sebagai sumber pakan kandungan air 10 %. Ini akan mengembang bila terkena air. Resiko besar bila mengembang dalam perut ikan, dimana perut gembung dan biasanya berakhir dengAn kematian. Untuk menjaga keamanan pakan, sebaiknya fermentasi kosentrat perlu dilakukan. Sediakan air dengan penambahan MKABio2 secukupnya, aduk dan rendam 0,5 - 1 jam dalam sediaan tertutup, baru diberikan. Ada baiknya tidak air tawar biasa tetapi bahan sisa seperti cucian beras (LERI – JAWA) dan air tempe dari pabrik kedelai yang diperkaya dengan bahan-bahan pilihan.

Selasa, 03 Mei 2011

PAKAN ALTERNATIF BUDIDAYA IKAN

PAKAN ALTERNATIF BUDIDAYA IKAN *
oleh Dr. Sugeng Hariadi, S.Pd **

Budidaya ikan harus dipahami sebagai bidang usaha. Artinya harus memberi jaminan adanya margin keuntungan pada tingkat yang diinginkan. Secara umum filosofi dasar yang berlaku dalam proses produksi adalah in put = out put. Hasil panen tergantung dari in put proses. Tentu saja untuk bisa mendapat keuntungan, maka in put proses harus dimainkan. Kita harus pintar bagaimana membangun ruang di tingkat in put. Salah satu komponen in put adalah kosentrat (pellet) untuk pakan ikan. Perlu diketahui komponen pakan adalah penyedot biaya tertinggi. Kreatifitas harus dikembangkan untuk mendapat pakan alternatif. Input proses di setting supaya out put panen jadi lebih besar.

1. Pola kolam Dr. Sugeng (Perikanan Organik)
Pemberian kompos, pemasangan gorong-gorong dengan penambahan MKABio3. Ekosistem kolam yang stabil dengan munculnya biodiversitas air menjamin hasil panen yang prima. Air kolam tidak bau, tidak rigid mengganti air akan mengurangi biaya produksi secara umum dan tersedianya pakan ikan alam (plankton), akan mengurangi biaya pembelian kosentrat. Dalam hal ini, pengkolam harus paham dan pintar membuat kompos.

2. Fermentasi kosentrat
Kosentrat tersedia dalam keadan kering dengan kadar air 10 %. Bila langsung ditebarkan ke kolam dan dimakan ikan, dalam perut akan mengembang. Ini tidak jarang membuat perut ikan kembung yang biasanya diikuti dengan kematian. Karena itu ada baiknya kosentrat direndam air dulu sebelum ditebar. Perendaman akan jadi lebih baik bila tidak hanya air tawar biasa, tetapi dalam bahan sisa dengan kandungan gizi tinggi. Dalam tandon air (drum) siapkan 50 liter air “godokkan” kedelai dari produk sisa (limbah cair) pabrik tempe atau “leri” cucian beras. Tambahkan probiotik fermentasi (MKABio2) 500 ml, 1 Kg gula pasir, 0,5 Kg Calcium carbonat (plamir tembok), vitamin C (Ester C) dan Vitamin B Complek secukupnya. Canpuran bahan tersimpan dalam keadaan tertutup. Sebelum kosentrat ditebar aduk dan rendam dengan air kedelai campuran dan simpan dalam keadaan tertutup setidaknya 0,5 – 1 jam. Jangan kelebihan air supaya tidak berubah jadi bubur. mengembangnya kosentrat dengan fermentasi akan meningkatkan nilai nutrisi selain tingkat penyerapan pakan oleh ikan. Kebutuhan kosentrat akan terkoreksi dan kematian ikan karena perut gembung bisa dihindarkan.

3. Ramban tanaman sekitar kolam
Ramban adalah istilah mencari pakan dedaunan untuk ternak. Ikan juga sama dengan ternak, terutama golongan herbivora, sangat suka dengan dedaunan (bila golongan herbivora seperti gurameh, bawal mau, golongan karnivora seperti lele pasti juga mau). Lamtoro, turi, kates, lumbu, bayam dll bisa dipilih sebagai pakan alternatif. Maka tidak salah pengkolam juga berlaku sama seperti peternak dalam hal mencari ramban. Bila mau kreatif tanam bayam gajah seputar kolam ikan. Secara periodik bayam bisa dipanen. Bayam akan cepat tumbuh bila disiram dengan air kolam.

4. Menanam tanaman air
Bila dedaunan bisa menjadi sumber pakan alternatif, maka ada baiknya berpikir kreatif untuk menanam tanaman air. Bisa dipilih tanaman seperti kangkung, azola pinata (moto lele atau kayu apu). Bisa ditanam secara terpisah atau menjadi satu dengan kolam induk. Bila menjadi satu, tanaman air selain bisa untuk sumber pakan juga sebagai regulator ekosistem. Bahan biokimia yang tidak perlu oleh limbah kolam bisa disedot akar tanaman. Sebaiknya dilokalisir dalam satu keramba kolam. Ini untuk mengontrol jumlah tanaman air. Sebab bila terlalu banyak juga menghambat tumbuhnya biodiversitas air sebagai sumber plankton. Secara periodik tanaman air bisa dikeluarkan dari keramba untuk pakan ikan. Tipe azola baiknya varian yang kecil dan sedang. Varian azola yang besar dipilih bila sekaligus hendak mendapat azola sebagai sumber kompos untuk pertanian. Yang menarik adalah kangkung. Tidak hanya ikan yang mau. Kita juga doyan dengan kangkung. Bila jumlah kangkung cukup, kolam ikan bisa bersanding dengan beternak kelinci. Untuk ini buat rakitan dari belahan bambu dan kemudian disemai dengan kangkung di atasnya. Semakin sering dipetik kangkung bertumbuh dengan lebat.

5. Limbah pasar dan limbah rumah makan
Bila ramban tidak bisa dilakukan (kolam perkotaan), kita bisa mendapat sumber dedaunan dari limbah pasar. Kol, sawi, selada dll bisa di dapat di pasar. Para penjual biasanya hanya memilih yang bagus untuk dijual dan sisanya adalah limbah pasar. Tidak hanya dedaunan yang bisa didapat dari pasar. Isi dari tembolok ayam, isi dari “betetan” perut ikan, daging atau ikan yang sudah kadaluwarso (busuk). Masih banyak lagi daftar dari limbah pasar yang bisa dimanfaatkan untuk ikan. Selain dari limbah pasar, limbah dari rumah makan seperti nasi sisa dan daging sisa dari para pembeli bisa dipikirkan untuk pakan ikan. Adalah pas berkerja sama dengan usaha catering untuk mendapat sisa makanan usai pesta.

6. Limbah RPH (rumah potong hewan)
Rumah potong hewan adalah sumber potensisal untuk mendapat pakan ikan alternatif. Isi rumen dan abemasum (babat) dari hewan rumenansia (sapi, kambing, kerbau) bisa dilirik sebagai sumber pakan ikan. Isi babat 1 ekor sapi bisa 10 – 20 kg. Ini merupakan irisan kecil dari dedaunan yang dimakan sapi lengkap dengan kehidupan probiotik dalam rumen. Isi lambung – usus besar kita dapatkan kotoran yang berpotensi untuk dibuat kompos. Darah kering, cakar, kepala bebek, usus ayam biasanya tidak sempat dirawat bisa dimanfaatkan untuk pakan ikan. Tidak kalah penting untuk mendapat sumber pakan dari peternakan ungags (bebek, ayam, burung puyuh), khususnya untuk mendapat unggas yang mati. Biasanya karena tingkat polusi kandang memicu tingginya kematian unggas. Namun harus hati-hati memanfaatkan jenis pakan dengan kandungan protein tinggi. Kelebihan pakan jenis ini yang berarti berjibunnya bahan organik dapat memicu pembusukan kolam. Baiknya direbus terlebih dahulu sebelum diberikan. Air rebusan setelah dingin bisa dimasukkan kolam. Diberikan secukupnya dan selebihnya bisa disimpan dalam bentuk fermentasi. Sediakan drum penampungan dan tambahkan probiotik fermentasi (MKABio2). Rendam setidaknya 3 – 5 minggu baru diberikan ke kolam. Biasanya sebagian sudah berubah dalam bentuk belatung.

7. Membuat belatung
Di negeri sebelah, pakan utama beternak ikan adalah pengembangan belatung. Ini artinya setting pakan ikan adalah limbah pertanian (justru karena itu kita berpikir bahwa limbah pertanian adalah kekuatan produktif untuk pertanian). Siapkan bahan-bahan dengan kandungan protein tinggi. Ini bisa air kaldu, rebusan daging, rebusan ikan, atau ikan dan daging yang kedaluwaro, tepung ikan, kotoran unggas dari kandang intensif, dll. Bisa dibuat parutan ketela, diperkaya dengan bekatul dan bahan-bahan berprotein lain (lihat tabel pakan). Tambahkan probiotik fermentasi (MKABio2) disiapkan dalam kondisi tertutup. Dalam beberapa hari akan muncul belatung. Sediaan ini bisa dibuat kering maupun basah.

8. Membuat kosentrat by lokal
Kosentrat adalah kosentrasi dari bahan-bahan makanan. Hitungannya adalah nilai nutrisi dari bahan pendukunnya. Jadi menarik apakah tidak bisa dikerjakan sediri meramu dari berbagai bahan khususnya limbah pertanian atau limbah industri yang berbasis pertanian. Bahan seperti janggel jagung, rendeng kedelai, bekatul, polart, bungkil kelapa, tepung ikan, tetes tebu, lysin, triptonin, vitamineral, dll bisa diramu sendiri dengan memperhitungkan nilai nutrisinya. Dapatkan conten tabel pakan untuk lokal Indonesia. Bahan-bahan dijadikan tepung kemudian dipelleting. Bila tidak punya alat sesederhana mungkin untuk membuat pellet, bisa diberikan dalam bentuk tabur. Hendaknya dipastikan dulu untuk dilakukan fermentasi dengan MKABio2. Pellet tidak harus mengambang. Untuk kebutuhan mengambang sediaan harus dibuat pada tingkat berat jenis di bawah 1. Atau dibuat kering sampai kadar air hanya 10 %. Yang penting adalah nilai nutrisi yang diberikan untuk kebutuhan ikan. Bahkan seperti gurami dan udang malah bagus dalam bentuk pakan tenggelam. Yang pasti pellet akan dicari ikan sepanjang sudah dimasukkan kolam.

9. Selamat mencoba !


*.Disarikan dari buku “Limbah Sawah Kekuatan Produksi Tanah”, LKPS “BHAKTI NUSA” Jombang, 2010. Buku Saku Panduan Pelatihan Perikanan : “Paradigma Baru Managemen Kolam Ikan”, LKPS Bhakti Nusa, Jombang, 2010
** Dr. Sugeng Hariadi, S.Pd, adalah Ketua LKPS “BHAKTI NUSA”, Jombang