Sabtu, 07 Mei 2011

“MKA B I O – HARA” (Kompos Kolam)

“MKA B I O – HARA” (Kompos Kolam)

Nyaris sama seperti sawah yang butuh ketersediaan bahan organik, maka pendekatan terkini untuk kolam ikan juga memberikan bahan organik. Ini sebuah paradigma baru dalam managemen kolam ikan, di mana bahan organik dibutuhkan untuk merangsang munculnya biodiversitas air. Ikan harus dipahami bukan satu-satunya kehidupan dalam air. Keanekaragam hayati yang terbentuk di samping penting sebagai regulator ekosistim juga sekaligus menjamin ketersediaan pakan alam ikan (plankton). Berapa banyak bahan organik yang disediakan untuk kolam, sangat signifikan untuk meningkatkan kualitas hasil panen seiring dengan menurunnya kebutuhan kosentrat. Bersama dengan pemberian probiotik untuk kolam (MKA Bio3), maka kita bisa menggelindingkan tema dalam genre “Perikanan Organik”.

Bahan baku :
- Kotoran Ayam - Kotoran Sapi
- Kotoran Kambing - Urin Sapi & Kambing
- Bekatul - Tepung Ikan
Dekomposer & Fermenter : MKA Bio 1

Petunjuk pemakaian, terlampir dalam brosur
Diproduk untuk “Komunitas Terbatas”
Lembaga Kesehatan Pendidikan & Sosial (LKPS)
“B h a k t i N u s a”
Sidokampir – Sumobito – Jombang
03217226149 – 081230419372. Blog : mka-bio.blogspot.com.
e-mail : bhakti.ibu@telkom.net – mkabio.lkps@gmail.com

PETUNJUK PEMAKAIAN "MKABio - HARA"

Petunjuk Pemakaian “MKABio – HARA”
“MKABio – HARA” adalah sediaan kompos yang didesign khusus untuk kolam ikan. Dibuat dari kombinasi yang terukur kotoran ayam, kotoran sapi, kotoran kambing, bekatul dan tepung ikan dengan dekompuser dan fermenter MKABio1. Kompos untuk kolam sangat penting untuk regulator ekosistem yaitu dengan cara merangsang munculnya kehidupan air (biodiversitas). Ikan bukan satu-satunya kehidupan dalam air. Berapa banyak kompos yang diberikan untuk kolam ikan akan sangat signifikan meningkatkan kualitas hasil panen.

Pemakaian
Pemakaian “MKABio-HARA” mengacu pada konsep “Pola Kolam Dr Sugeng”. Bahwa di dunia pertanian ada mainstrem baru tentang pertanian organik. Prinsip dasar konsep ini bukan pertama-tama karena pemberian kompos, tetapi lebih pada aplikasi mikrobiologis (probiotik untuk tanah - MKABio1) untuk memperkuat basis biota tanah. Konsep yang sama bisa diaplikasikan untuk perikanan, dalam genre baru PERIKANAN ORGANIK.
1. Secara spesifik ada penambahan fasilitas kolam dengan bis beton / gorong-gorong (atau yang berfungsi sama : tidak tembus panas dan kedap udara) untuk perindukan dan perlindungan mikroba. Dipasang berdiri atau tertidur, dengan lubang kecil di bawah bila berdiri (bagian atas tertutup rapat) atau lubang di atas bila tertidur (di kudua ujung ditutup). Diameter lubang 3 - 5 Cm.
2. Pemberian probiotik kolam ( MKA Bio 3). Berikan malam hari, sedikitnya 1 (satu) botol setiap petak kolam (6 x 6 m). Tambahkan "MKA Bio 3" secukupnya untuk setiap 7 hari (2-3 tutup botol). Untuk kolam yang lebih kecil seperti aquarium, berikan ½ tutup botol untuk setiap 7 hari.
3. Penambahan bahan organik seperti kotoran ternak atau limbah sawah, sebaiknya setelah melalui proses komposting. Untuk ikan kecil, tidak harus diberi kompos (cukup air dengan penambahan probiotik dan disiapkan sedikitnya 3 hari) . Bila diberi kompos, taruh dalam sak. Pastikan kompos ok. Kalau tidak yakin kompos ok - hanya berujud kotoran ternak yang belum terkomposting - sebaiknya tidak diberi kompos.
4. Biarkan kompos terendam air kolam setidaknya 2 (dua) minggu. Tunggu sampai muncul kehidupan air oleh berbagai serangga. Bila jentik / larva berbagai serangga bisa hidup, kehidupan air lain seperti ikan juga bisa bertahan hidup. Indikator lain, bila air tidak berbau atau berwarna jernih
5. Saat tebar bibit, buat komposting basah. Masukkan kotoran ternak dan limbah sawah dalam bak air (di luar kolam induk) dengan panambahan probiotik sawah (MKA-Bio 1).Tutup terpal setidaknya 4 - 6 minggu. Selama itu, sering dilakukan pembalikan. Bisa ditambahkan pada kolam yang sedang berjalan atau disiapkan untuk mulai kolam baru setelah panen
6. Penambahan tanaman air. Ini bisa berfungsi sebagai regulator alam, sumber pakan tambahan, selain meningkatkan pendapatan kolam. Sebaiknya pilih tanaman air yang produktif semisal Azola pinata, kangkung, dll. Ini adalah bagian dari cara pengembangan pakan alternatif.
7. Kosentrat sebagai sumber pakan kandungan air 10 %. Ini akan mengembang bila terkena air. Resiko besar bila mengembang dalam perut ikan, dimana perut gembung dan biasanya berakhir dengAn kematian. Untuk menjaga keamanan pakan, sebaiknya fermentasi kosentrat perlu dilakukan. Sediakan air dengan penambahan MKABio2 secukupnya, aduk dan rendam 0,5 - 1 jam dalam sediaan tertutup, baru diberikan. Ada baiknya tidak air tawar biasa tetapi bahan sisa seperti cucian beras (LERI – JAWA) dan air tempe dari pabrik kedelai yang diperkaya dengan bahan-bahan pilihan.

Selasa, 03 Mei 2011

PAKAN ALTERNATIF BUDIDAYA IKAN

PAKAN ALTERNATIF BUDIDAYA IKAN *
oleh Dr. Sugeng Hariadi, S.Pd **

Budidaya ikan harus dipahami sebagai bidang usaha. Artinya harus memberi jaminan adanya margin keuntungan pada tingkat yang diinginkan. Secara umum filosofi dasar yang berlaku dalam proses produksi adalah in put = out put. Hasil panen tergantung dari in put proses. Tentu saja untuk bisa mendapat keuntungan, maka in put proses harus dimainkan. Kita harus pintar bagaimana membangun ruang di tingkat in put. Salah satu komponen in put adalah kosentrat (pellet) untuk pakan ikan. Perlu diketahui komponen pakan adalah penyedot biaya tertinggi. Kreatifitas harus dikembangkan untuk mendapat pakan alternatif. Input proses di setting supaya out put panen jadi lebih besar.

1. Pola kolam Dr. Sugeng (Perikanan Organik)
Pemberian kompos, pemasangan gorong-gorong dengan penambahan MKABio3. Ekosistem kolam yang stabil dengan munculnya biodiversitas air menjamin hasil panen yang prima. Air kolam tidak bau, tidak rigid mengganti air akan mengurangi biaya produksi secara umum dan tersedianya pakan ikan alam (plankton), akan mengurangi biaya pembelian kosentrat. Dalam hal ini, pengkolam harus paham dan pintar membuat kompos.

2. Fermentasi kosentrat
Kosentrat tersedia dalam keadan kering dengan kadar air 10 %. Bila langsung ditebarkan ke kolam dan dimakan ikan, dalam perut akan mengembang. Ini tidak jarang membuat perut ikan kembung yang biasanya diikuti dengan kematian. Karena itu ada baiknya kosentrat direndam air dulu sebelum ditebar. Perendaman akan jadi lebih baik bila tidak hanya air tawar biasa, tetapi dalam bahan sisa dengan kandungan gizi tinggi. Dalam tandon air (drum) siapkan 50 liter air “godokkan” kedelai dari produk sisa (limbah cair) pabrik tempe atau “leri” cucian beras. Tambahkan probiotik fermentasi (MKABio2) 500 ml, 1 Kg gula pasir, 0,5 Kg Calcium carbonat (plamir tembok), vitamin C (Ester C) dan Vitamin B Complek secukupnya. Canpuran bahan tersimpan dalam keadaan tertutup. Sebelum kosentrat ditebar aduk dan rendam dengan air kedelai campuran dan simpan dalam keadaan tertutup setidaknya 0,5 – 1 jam. Jangan kelebihan air supaya tidak berubah jadi bubur. mengembangnya kosentrat dengan fermentasi akan meningkatkan nilai nutrisi selain tingkat penyerapan pakan oleh ikan. Kebutuhan kosentrat akan terkoreksi dan kematian ikan karena perut gembung bisa dihindarkan.

3. Ramban tanaman sekitar kolam
Ramban adalah istilah mencari pakan dedaunan untuk ternak. Ikan juga sama dengan ternak, terutama golongan herbivora, sangat suka dengan dedaunan (bila golongan herbivora seperti gurameh, bawal mau, golongan karnivora seperti lele pasti juga mau). Lamtoro, turi, kates, lumbu, bayam dll bisa dipilih sebagai pakan alternatif. Maka tidak salah pengkolam juga berlaku sama seperti peternak dalam hal mencari ramban. Bila mau kreatif tanam bayam gajah seputar kolam ikan. Secara periodik bayam bisa dipanen. Bayam akan cepat tumbuh bila disiram dengan air kolam.

4. Menanam tanaman air
Bila dedaunan bisa menjadi sumber pakan alternatif, maka ada baiknya berpikir kreatif untuk menanam tanaman air. Bisa dipilih tanaman seperti kangkung, azola pinata (moto lele atau kayu apu). Bisa ditanam secara terpisah atau menjadi satu dengan kolam induk. Bila menjadi satu, tanaman air selain bisa untuk sumber pakan juga sebagai regulator ekosistem. Bahan biokimia yang tidak perlu oleh limbah kolam bisa disedot akar tanaman. Sebaiknya dilokalisir dalam satu keramba kolam. Ini untuk mengontrol jumlah tanaman air. Sebab bila terlalu banyak juga menghambat tumbuhnya biodiversitas air sebagai sumber plankton. Secara periodik tanaman air bisa dikeluarkan dari keramba untuk pakan ikan. Tipe azola baiknya varian yang kecil dan sedang. Varian azola yang besar dipilih bila sekaligus hendak mendapat azola sebagai sumber kompos untuk pertanian. Yang menarik adalah kangkung. Tidak hanya ikan yang mau. Kita juga doyan dengan kangkung. Bila jumlah kangkung cukup, kolam ikan bisa bersanding dengan beternak kelinci. Untuk ini buat rakitan dari belahan bambu dan kemudian disemai dengan kangkung di atasnya. Semakin sering dipetik kangkung bertumbuh dengan lebat.

5. Limbah pasar dan limbah rumah makan
Bila ramban tidak bisa dilakukan (kolam perkotaan), kita bisa mendapat sumber dedaunan dari limbah pasar. Kol, sawi, selada dll bisa di dapat di pasar. Para penjual biasanya hanya memilih yang bagus untuk dijual dan sisanya adalah limbah pasar. Tidak hanya dedaunan yang bisa didapat dari pasar. Isi dari tembolok ayam, isi dari “betetan” perut ikan, daging atau ikan yang sudah kadaluwarso (busuk). Masih banyak lagi daftar dari limbah pasar yang bisa dimanfaatkan untuk ikan. Selain dari limbah pasar, limbah dari rumah makan seperti nasi sisa dan daging sisa dari para pembeli bisa dipikirkan untuk pakan ikan. Adalah pas berkerja sama dengan usaha catering untuk mendapat sisa makanan usai pesta.

6. Limbah RPH (rumah potong hewan)
Rumah potong hewan adalah sumber potensisal untuk mendapat pakan ikan alternatif. Isi rumen dan abemasum (babat) dari hewan rumenansia (sapi, kambing, kerbau) bisa dilirik sebagai sumber pakan ikan. Isi babat 1 ekor sapi bisa 10 – 20 kg. Ini merupakan irisan kecil dari dedaunan yang dimakan sapi lengkap dengan kehidupan probiotik dalam rumen. Isi lambung – usus besar kita dapatkan kotoran yang berpotensi untuk dibuat kompos. Darah kering, cakar, kepala bebek, usus ayam biasanya tidak sempat dirawat bisa dimanfaatkan untuk pakan ikan. Tidak kalah penting untuk mendapat sumber pakan dari peternakan ungags (bebek, ayam, burung puyuh), khususnya untuk mendapat unggas yang mati. Biasanya karena tingkat polusi kandang memicu tingginya kematian unggas. Namun harus hati-hati memanfaatkan jenis pakan dengan kandungan protein tinggi. Kelebihan pakan jenis ini yang berarti berjibunnya bahan organik dapat memicu pembusukan kolam. Baiknya direbus terlebih dahulu sebelum diberikan. Air rebusan setelah dingin bisa dimasukkan kolam. Diberikan secukupnya dan selebihnya bisa disimpan dalam bentuk fermentasi. Sediakan drum penampungan dan tambahkan probiotik fermentasi (MKABio2). Rendam setidaknya 3 – 5 minggu baru diberikan ke kolam. Biasanya sebagian sudah berubah dalam bentuk belatung.

7. Membuat belatung
Di negeri sebelah, pakan utama beternak ikan adalah pengembangan belatung. Ini artinya setting pakan ikan adalah limbah pertanian (justru karena itu kita berpikir bahwa limbah pertanian adalah kekuatan produktif untuk pertanian). Siapkan bahan-bahan dengan kandungan protein tinggi. Ini bisa air kaldu, rebusan daging, rebusan ikan, atau ikan dan daging yang kedaluwaro, tepung ikan, kotoran unggas dari kandang intensif, dll. Bisa dibuat parutan ketela, diperkaya dengan bekatul dan bahan-bahan berprotein lain (lihat tabel pakan). Tambahkan probiotik fermentasi (MKABio2) disiapkan dalam kondisi tertutup. Dalam beberapa hari akan muncul belatung. Sediaan ini bisa dibuat kering maupun basah.

8. Membuat kosentrat by lokal
Kosentrat adalah kosentrasi dari bahan-bahan makanan. Hitungannya adalah nilai nutrisi dari bahan pendukunnya. Jadi menarik apakah tidak bisa dikerjakan sediri meramu dari berbagai bahan khususnya limbah pertanian atau limbah industri yang berbasis pertanian. Bahan seperti janggel jagung, rendeng kedelai, bekatul, polart, bungkil kelapa, tepung ikan, tetes tebu, lysin, triptonin, vitamineral, dll bisa diramu sendiri dengan memperhitungkan nilai nutrisinya. Dapatkan conten tabel pakan untuk lokal Indonesia. Bahan-bahan dijadikan tepung kemudian dipelleting. Bila tidak punya alat sesederhana mungkin untuk membuat pellet, bisa diberikan dalam bentuk tabur. Hendaknya dipastikan dulu untuk dilakukan fermentasi dengan MKABio2. Pellet tidak harus mengambang. Untuk kebutuhan mengambang sediaan harus dibuat pada tingkat berat jenis di bawah 1. Atau dibuat kering sampai kadar air hanya 10 %. Yang penting adalah nilai nutrisi yang diberikan untuk kebutuhan ikan. Bahkan seperti gurami dan udang malah bagus dalam bentuk pakan tenggelam. Yang pasti pellet akan dicari ikan sepanjang sudah dimasukkan kolam.

9. Selamat mencoba !


*.Disarikan dari buku “Limbah Sawah Kekuatan Produksi Tanah”, LKPS “BHAKTI NUSA” Jombang, 2010. Buku Saku Panduan Pelatihan Perikanan : “Paradigma Baru Managemen Kolam Ikan”, LKPS Bhakti Nusa, Jombang, 2010
** Dr. Sugeng Hariadi, S.Pd, adalah Ketua LKPS “BHAKTI NUSA”, Jombang