Jumat, 26 Juni 2009

Bis Beton, Regulator Ekosistem Kolam

Bis Beton, Regulator Ekosistem Kolam Ikan

bis beton tertidurBIS beton adalah bahan dari pasir, kerakal dan semen yang berbentuk bulat, panjang biasanya 1 (satu) meter dan diameter bisa 20 cm, 30 cm atau lebih. Ketebalan antara 2 -3 cm, yang biasanya dibuat untuk saluran air. Orang banyak menyebutnya sebagai gorong-gorong. Apa yang lebih dari alat bangunan yang harganya sekitar Rp 35 000 ini. Sangat menarik, karena bis beton ini dilirik Dr Sugeng sebagai fasilitas yang teramat vital untuk kolam ikan yaitu menjadi regulator ekosistem. Fasilitas tambahan kolam ini berfungsi sebagai tempat perindukan dan perlindungan mikroorganisme. Kalau toh tidak ada gorong-gorong, cari fasilitas apa pun yang kira-kira bisa berfungsi sama.

bis beton berdiriBila jasad renik (probiotik kolam) menjadi pilihan untuk regulasi ekosistem di kolam, itu berarti kita piara dua makluk hidup di kolam selain ikan.

Masalah yang pokok adalah menyediakan tempat tinggal untuk menjamin kelangsungan hidupnya. Faktanya jasad renik ini rentan terhadap panas, selain ada sebagian yang butuh suasana anaerob (tidak butuh oksigen). Karena itu dibutuhkan fasilitas yang berdinding tebal dan tertutup rapat. Bis beton menjadi kriteria terpilih, selain karena tebal tidak tembus panas juga mudah didapat. Toko-toko bangunan, biasanya menyediakan fasilitas ini.

Gorong-gorong bisa terpasang berdiri atau tidur di dasar kolam. Bila berdiri, tutup atas diberi spon dan dipasang tutup (bisa keramik) kemudian diberi beban semisal batu bata. Bila tertidur di kedua ujung dipasang tutup. Sebaiknya tiap kolam ikan dipasang satu tertidur dan satu berdiri. Tetapi jangan lupa memberi lubang kecil, 15 Cm dari dasar air bila berdiri atau lubang di atas bila ditidurkan.

Bakteri probiotik (mikroba) kolam sebaiknya diberikan malam hari. Ini untuk menghindari paparan panas matahari (mikroba bisa mati bila kena sengatan panas). Kurun waktu semalam, mikroba sudah berkembang dan beranak-pinak jadi jutaan dan bahkan milyaran. Sebagian dari mikroba ini akan masuk dalam lubang bis beton. Ketika siang hari, air yang terpanggang panas matahari membunuh mikroba hidup di air kolam. Tetapi, yang tersembunyi di bis beton akan selamat. Malam hari, melalui lubang bis beton, ia berkembang lagi sepanjang air kolam. Waktu singkat dalam kurun suhu optimum di malam hari sampai pagi, adalah waktu cukup untuk berkembang, bekerja meregulasi air kolam dengan mengurai semua sisa pakan atau kotoran ikan. Peran penting probiotik kolam, seperti telah disebut, untuk menghambat pembusukan, mengurai bahan organik komplek di kolam menjadi sesuatu yang produktif di kolam.

FASILITAS VITAL

Bis beton jadinya fasilitas yang vital di kolam atau boleh dikata menjadi regulator ekosistem, yaitu sebagai tempat perindukan dan perlindungan mikroba probiotik. Dalam praktek, bisa dibandingkan kolam yang mendapat perlakuan pemberian mikroba probiotik dengan yang tidak diberi. Kemudian bandingkan kolam dengan pemberian probiotik ditambah fasilitas bis beton dan yang tidak mendapat perlakuan. Pengalaman, pemberian mikroba probiotik dengan penambahan bis beton adalah yang paling baik. Ekosistem kolam benar-benar hidup, yang ditandai dengan jaminan kolam tidak berbau, angka kematian yang limit, pertumbuhan ikan yang lebih cepat, penurunan kebutuhan kosentrat, dll. Jadinya tidak harus pelit menambah fasilitas gorong-gorong untuk kolam ikan, bila tidak mau memetik kerugian yang lebih besar.

Soal ganti air bisa jadi cerita tersendiri. Bukan saja tidak diperlukan penggantian air, malah kalau bisa air kolam jangan sampai terbuang. Usai panen, air kolam bisa dimanfaatkan kembali untuk memulai kolam baru. Air yang sudah stabil untuk hidup ikan, dari aspek fisika, kimia dan biologi sudah memenuhi standart untuk kehidupan ikan. Dengan konsep irit air ini, tidak ada alasan tidak berkolam di daerah yang sulit air. Penggantian air baru, justru membuat ikan mabuk dengan tingkat kematian tertentu karena butuh penyesuaian baru. Bila air kolam harus dibuang, hendaknya dipikirkan untuk dibuang ke sawah. Karena air kolam sangat signifikan diperhitungkan sebagai pupuk organik cair. Ini sesuatu yang belum dipikirkan oleh para petani kolam.

Bila fungsi regulator hendak ditingkatkan, hendaknya di kolam ditambah tanaman air. Bahan-bahan yang tidak produktif untuk kolam bisa dinetralisir oleh tanaman air. Untuk ini pilih tanaman air yang berguna seperti kangkung. Bukan saja ia berfungsi untuk regulator hidup, tetapi juga meningkatkan pendapatan kolam. Jangan lupa bahwa ini adalah tanaman organik. Dan bila jumlahnya cukup, bisa diservikasi dengan ternak kelinci. Jadi bertenak kolam ikan, bisa penen tambahan yaitu sayur kangkung dan kelinci. (Manggar Kesuma Ayu, aktifis LKPS ”Bhakti Nusa” Jombang)

Tidak ada komentar: